Pages

Showing posts with label Fundamental. Show all posts
Showing posts with label Fundamental. Show all posts

Friday, 5 August 2011

Masalah Utang Amerika Bikin Saham Rontok

Sumber: New York Times edisi 5 Agustus 2011

Seperti biasanya, Amerika Serikat membuat ulah kembali dengan memunculkan masalah utang yang bertambah semakin besar. Ibarat orang yang sudah ketagihan utang, Amerika Serikat sudah terkena debt trap, atau istilah awamnya gali lubang tutup lubang, masalahnya lubang hutang AS ini semakin besar, jauh lebih besar dibanding dengan kemampuan negara itu menghasilkan barang dan jasa. Jadi kalau disamakan dengan sebuah perusahaan, sebenarnya dapat dikatakan AS sudah bangkrut.

Pernahkah anda berhubungan dengan saudara atau teman atau siapa saja yang meminta pinjaman kepada anda yang ternyata pada akhirnya anda sadar bahwa saudara anda tersebut sudah bermasalah dengan utang dan tidak mampu lagi mengembalikan hutangnya? Yang akan terjadi adalah mengumbar janji untuk mengembalikan utangnya dan sekaligus meminta utang baru lagi.

Masalah utang-piutang ini sulit untuk diselesaikan karena dua belah pihak pasti akan ngotot mempertahankan kepentingannya. Kreditur, atau pihak yang memberi utang, akan ngotot supaya uangnya kembali dengan selamat. Di sisi lain, debitur, atau pihak yang menerima utang, akan ngotot tidak mau merubah cara hidupnya (ingat di Yunani banyak terjadi resistensi rakyatnya terhadap prgram pemotongan anggaran). Ya itulah cerita tragis utang-piutang yang biasanya akan sulit dicari penyelesaiannya tanpa menimbulkan masalah baru lainnya.

Nah masalah utang AS ini juga menyeret emosi pelaku pasar saham dan obligasi di seluruh dunia. Jika peringkat utang AS akan diturunkan, maka investor di seluruh dunia harus kembali menata ulang portofolionya supaya tetap mencerminkan tingkat risiko yang dikehendaki. Nah masalahnya dalam upaya menata kembali portofolio investor dimaksud, akan dilakukan secara nyata melalui penjualan berbagai instrumen investasi termasuk saham-saham di Indonesia. Hal ini terlihat sekali beberapa hari ini. Indeks komposit saham langsung turun sekitar 7,8% dan saya perkirakan akan jatuh lebih dalam lagi.

Bagaimana kita akan merespon hal ini?

Saya pribadi mempunyai pendapat bahwa kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibanding sebelumnya dan jauh-jauh-jauh lebih baik dan lebih prospektif dibanding negara-negara maju termasuk Amerika Serikat. Penurunan indeks saham akan bersifat temporer dan investor akan masuk kembali ke Indonesia membawa uang lebih banyak lagi. Jadi penurunan indeks saham saat ini merupakan peluang emas bagi saya untuk membeli saham-saham unggulan dengan harga yang relatif murah.

Jadi apalagi yang harus ditunggu, silahkan pilih-pilih saham Indonesia sebelum saham itu diborong oleh investor asing.

Oh ya, kalau mau tunggu, saya akan mencoba menunggu indeks terkoreksi sekitar 11,7% (lihat grafik dibawah ini) baru akan melakukan averaging down.

Sumber: ChartNexus, dianalisis secara teknikal

Silahkan baca Disclaimer

Wednesday, 20 July 2011

Sidomulyo Selaras: Meraup Untung dari Jasa Angkutan Bahan Kimia

Sumber: Harian Ekonomi Neraca 21 Juni 2011.

Berkembang pesatnya industri kimia di Indonesia, namun belum didukungnya penunjang sarana transportasi yang memadai dan memiliki standar internasional, menjadi peluang pasar yang coba dimanfaatkan PT Sidomulyo Selaras Tbk melalui aksi corporasi IPOnya.

NERACA dan RUGI-LABA

PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi (forwarding) pengangkutan bahan kimia dan beracun seperti, minyak dan gas. Konon perusahaan yang di dirikan dari bisnis keluarga dan bermodalkan satu truck ini mencoba mengembangkan bisnisnya lebih luas melalui penawaran umum saham perdana atau public offering (IPO).

Perusahaan yang didirikan pada tanggal 13 Oktober 1993 ini memiliki catatan kinerja keuangan yang cukup bagus. Selama priode 2007-2009, pendapatan perseroan mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan volume pengiriman produk bahan berbahaya beracun (B3) yang merupakan kegiatan utama. Saat ini SDMU mempunyai 106 pelanggan aktif.

Pemegang saham perseroan sebelum IPO, dikuasai oleh Tjoen Mien Sasminto sebagai Dirut dengan kepemilikan saham 501,5 juta saham dengan nilai Rp 50,1 miliar, Komisaris Utama Sugiarto, 135 juta saham atau Rp 13,5 miliar, Amelia Ritoni Tjhin 27 juta saham atau 2,7 miliar dan Jonathan Wale-wangko 150 ribu saham atau Rp 15 juta

Dengan komposisi kepemilikan itu, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar 663,7 juta saham atau senilai Rp 66,3 miliar dan sebelumnya modal dasar perseroan sebesar Rp 265 miliar atau 2,650 miliar saham.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan tahun 2010, pendapatan perseroan Rp 101,9 miliar atau tumbuh. 19,9% dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 89 miliar. Laba bersih tumbuh 106,8% dari Rp 4,2 miliar menjadi Rp 8,7 miliar dan laba usaha tumbuh 61% dari Rp 8,4 miliar menjadi Rp 13,5 miliar.

Kemudian seiring dengan meningkatnya kinerja usaha, pada tahun 2010 perseroan melakukan penambahan atas modal menjadi Rp 118,3 miliar. Sementara asset perseroan tercatat sebesar Rp 143,3 miliar dan kewajian utang sebesar Rp 24,9 miliar.

Tujuan IPO

Direktur Keuangan PT Sidomulyo Selaras Tbk Erwin Hardiyanto mengatakan, dari penawaran umum saham perdana atau IPO diharapkan mampu menghimpun dana sebesar Rp 60 miliar. "Dana yang dihimpun dari IPO, sebanyak Rp 40 miliar untuk tambah armada dan sisanya untuk tambah modal,"katanya di Jakarta kemarin.

Berdasarkan prospektus perseroan, dana dari IPOsekitar 86,96% akan dipergunakan untuk investasi dan sekitar 13,04% akan digunakan untuk menambah modal kerja. Tanggal pencatatan di BEI pada 12 Juni 2011 dan masa penawaran 1-5 Juli 2011. Kata Erwin, untuk masa penawaran hanya dilakukan road show dalam negeri dengan alasan nilai saham ditawarkan kecil atau 30% saham di lepas ke publik. Sebagai penjamin pelaksana emisi ditunjuk Makinta Securities.

Dia menyakini, saham yang dilepas bakal terserap banyak di pasar. Pasalnya, prospek usaha ini sangat menjanjikan. Dimana industri jasa transportasi B3, kimia, minyak dan gas merupakan kunci dari pergerakan industri kimia. "Priode 2010-2015, industri kimia diharapkan tumbuh 10% pertahun, dalam perhitungan 35%-40% dari output nasional dan Petrokimia merupakan salah satu dari sepuluh kelompok industri, tegasnya.

Perkuat Armada

Sementara saham yang dilepas di kisaran Rp 205-Rp260 per saham dan dengan penambahan armada baru, diharapkan mampu memberikan kontribusi pendapatan perseroan sebesar 40%. Rencananya, dari Rp 40 miliar akan dibelikan untuk 32 unit kepala dan kereta penopang. Sebagai infomasi, penambahan armada untuk memenuhi kebutuhan pabrikan kimia dan utamanya di daerah Banten dan Jawa Timur. Asal tahu saja, perseroan memiliki 473 unit armada.

Dimana jangkauan transportasi mencakup pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Perseroan juga mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga untuk penggunaan sebanyak 71 unit truk dari beberapa perusahaan transportasi darat lainnya dan 33 unit isotank dari luar negeri untuk memenuhi besarnya permintaan pelanggan.

Saat ini, perseroan telah mengantongi kontrak baru dengan dua perusahaan asing dari Inggris dan Amerika yang bergerak dibidang oil dan gas. Namun sayangnya perseroan belum mau menyebutkan nilai kontrak tersebut.

Anak Usaha

Selain itu, perseroan juga memiliki satu anak perusahaan yaitu PT Sidomulyo Logistik (SDML) yang didirikan 12 September 2011. Kegiatan usaha anak usaha ini, mengkhususkan diri pada pelayanan jasa kepabeanan khusus (B3) untuk menunjuang ekspor dan impor barang B3 milik pelanggan. Jasa yang diberikan meliputi, pengurusan dokumentasi kepabeanan ekspor impor dan jasa pengapalan barang ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan isotank.

SDML saat ini memiliki cakupan wilayah di Ho Chi Min, Busan, Hongkong, Portklang dan Singapura. Kontrak kerjasama yang telah ditanda-tangani perseroan antara lain, PT Evonik Indonesia, PT Mitsui Indonesia, PT Samchem Prasan-da, PT Synerga Tata Internasional, PT Rohm dan Haas Indonesia dan PT Evonik Goldschmidth.